PSIKOLOGI REMAJA
A. Pengertian
Remaja
Menurut WHO
Remaja didefinisikan sebagai masa
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari
awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun
pada pria dan 12 tahun pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10
tahun sampai dengan 19 tahun.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980)
Masa remaja ini dimulai pada saat
anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa
secara hukum. Menurut Elizabeth remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja
awal yang berarti pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada
usia 13-17 tahun sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai
dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.
Menurut Dedbrun (dalam
rice, 1990)
Remaja sebagai periode pertumbuhan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
Menurut Santrock
(2003:26)
Remaja sebagai masa perkembangan
transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif dan sosial emosiaonal. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh
para ahli adalah antara 12-21 tahun. Rentan waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan menjadi 3 yaitu : masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja
pertengahan usia 15-18 tahun dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun.
Menurut Sari Pediatri (2010;12(1):21-9).
Adolescent
atau remaja merupakan periode kritis peralihan dari anak menjadi dewasa. Pada
remaja terjadi perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial yang
berlangsung secara sekuensial. Pada anak perempuan awitan pubertas terjadi pada
usia 8 tahun sedangkan anak laki-laki terjadi pada usia 9 tahun. Faktor
genetik, nutrisi, dan faktor lingkungan lainnya dianggap berperan dalam awitan
pubertas. Perubahan fisik yang terjadi pada periode pubertas ini juga diikuti
oleh maturasi emosi dan psikis. Secara psikososial, pertumbuhan pada masa
remaja (adolescent) dibagi dalam 3 tahap yaitu early, middle, dan late
adolescent. Masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri. Segala
sesuatu yang mengganggu proses maturasi fisik dan hormonal pada masa remaja ini
dapat mempengaruhi perkembangan psikis dan emosi sehingga diperlukan pemahaman
yang baik tentang proses perubahan yang terjadi pada remaja dari segala aspek.
B.
Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Psikologi Remaja
1.
Pertumbuhan
Fisik Remaja
Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak
hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi
jugamengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual
atau “pubertas”. hal ini ditandai dengan
datangnya menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Pertumbuhan
adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinyu
dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini berkisar hanya
padaaspek-aspek fisik individu. Pertumbuhan itu meliputi perubahan yang
bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan intenal meliputi perubahan
ukuran saluran pencernaan makanan, bertambahnya ukuran besar dan berat jantung,
dan paru-paru, bertambah sempurna kelenjar kelamin dan berbagai jaringan tubuh.
Adapun perubahan eksternal meliputi bertambahnya
tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar
tubuh, ukuran besarnya organ seks , dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda
kelamin sekunder.Sebenarnya tanpa ada tambahan kata “fisik” pun itu tidak menjadi persoalan istilah “pertumbuhan” saja, sudah bermakna perubahan pada aspek-aspek fisiologis
Jadi, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan
fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja.
Perubahan- perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh,
perubahan proporsi tubuh, munculnyaciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan
ciri kelamin kedua (sekunder).
Pada
fase pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada akhirnya seorang anak akan
memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat lima perubahan khusus yang terjadi
pada pubertas, yaitu, pertambahan tingginbadan yang cepat (pacu tumbuh),
perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan
komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang
berhubung Dalam perkembangan
remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang
pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan
berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja,
ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder
a. Hormon – Hormon Seksual
Dalam
perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu
cirri-ciri seks rpimer dan sekunder.
1) Ciri-Ciri Seks Primer
Pada
masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu
pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai
ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai bertambah panjang,
pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar. Matangnya organ-organ
seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15 tahun) mengalami “mimpi
basah”. Pada remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya ditandai dengan
tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun
untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi
awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang
kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung.
2) Ciri-Ciri Seks Sekunder
Pada
remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar kemaluan dan
ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh gondok laki /
jakun. Sedangakan pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu kapok
disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar buah dada danbertambah besarnya
pinggul .
b.
Pubertas.
1)
Perubahan eksternal
2)
Perubahan internal
c.
Sistem Pencernaan
Perut
menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah
besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
d.
Sistem Peredaran
Darah
Jantung
tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat
pada waktu lahir.
e.
Sistem Pernapasan
Kapasitas
paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun, remaja
laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .
f.
Jaringan Tubuh
Perkemngan
kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang
terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi
perkembangan jaringan otot.
2. Perkembangan Psikologis Remaja
a. Perkembangan intelektual (kognitif)
Pada remaja bermula
pada umur 11 ata12 tahun. Remaja tidak lagi
terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu
berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas.
Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif
yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja
dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi
dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir
yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan
kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk
mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
b. Aspek Sosial
Perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini
meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian
menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja
berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik
menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga
mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau
lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini
berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman
sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan
misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga
beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman
sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja
diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk
mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berikut ini ciri-ciri
penyesuaian sosial remajsa, diantaranya :
1) Di lingkungan keluarga
§ Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan
saudaranya
§ Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang
tua)
§ Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
§ Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau
kelompok
2) Di lingkungan sekolah
§ Bersikap respek dan mentaati peraturan
§ Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
§ Menjalin persahabatan dengan teman sebaya
§ Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
§ Berprestasi di sekolah
§ Di lingkungan masyarakat
§ Respek terhadap hak-hak orang lain
§ Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya
atau orang lain
§ simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang
lain
§ Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan
masyarakat.
c. Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek
emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja
tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan
keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih
berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab
bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa
remaja akhir (18– 21 tahun). Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing
dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah
memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial
merupakan tugas yang sulit bagi remaja.
Proses pencapaiannya
sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama
lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut
kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik,
seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain,
hormat dan menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah
tersinggung, tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi
secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih
sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung
mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja
bisa berealisi agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang
mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang
menyendiri, meminum miras dan narkoba).
d. Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa
adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi
lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa remaja
adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga, masyarakat
dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola
perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada umumnya remaja
akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari literatur
yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa
oleh remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan
menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti
ilmuwan.
e. Aspek Moral
Perkembangan moral
pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional
stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan
lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan
sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai
moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral
remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial. Selain itu peranan
orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus
konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak
otoriter atau memaksakan kehendak.
f. Aspek Agama
Pemahaman remaja
dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan
remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan
kualitas keabstrakan Tuhan
Ciri-ciri Kejiwaan
dan Psikologi pada Remaja
1)
Usia
remaja muda (11–15 tahun)
§
Sikap
protes terhadap orang tua
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui
nilai–nilai hidup orang tuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes
terhadap orang tua. Mereka berusaha mencari identitas diri dan sering kali
disertai dengan menjauhkan diri dari orang tuanya. Dalam upaya pencarian
identitas diri, remaja cenderung melihat kepada tokoh–tokoh di luar lingkungan
keluarganya, yaitu : guru, figur ideal yang terdapat dalam film, atau tokoh
idola.
§
Preokupasi
dengan badan sendiri
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan
yang cepat sekali. Perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi diri remaja.
§
Kesetiakawanan
dengan kelompok seusia
Para remaja pada kelompok umur ini merasakan
keterikatan dan kebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari kelompok
senasib. Hal ini tercermin dalam cara berperilaku sosial.
§
Kemampuan
untuk berfikir secara abstrak
Daya kemampuan berfikir seorang remaja mulai
berkembang dan dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam
kepercayaan diri
§
Perilaku
yang labil dan berubah–ubah
Remaja sering memperlihatkan perilaku yang
berubah–ubah. Pada suatu waktu tampak bertanggung jawab, tetapi dalam waktu
lain tampak masa bodoh dan tidak bertanggung jawab. Remaja merasa cemas akan
perubahan dalam dirinya. Perilaku demikian menunjukkan bahwa dalam diri remaja
terdapat konflik yang memerlukan perhatian dan penanganan yang bijaksana.
2)
Remaja
usia penuh (16–19 tahun)
§
Kebebasan
dari orang tua
§
Dorongan
untuk menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas. Remaja mulai merasakan
kebebasan, tetapi juga merasa kurang menyenangkan. Pada diri remaja timbul
kebutuhan untuk terikat dengan orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.
§
Ikatan
terhadap pekerjaan dan tugas
§
Sering
kali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu yang ditekuni secara
mendalam. Terjadi pengembangan akan cita–cita masa depan yaitu mulai memikirkan
melanjutkan sekolah atau langsung bekerja untuk mencari nafkah.
§
Pengembangan
nilai moral dan etis yang mantap
§
Remaja
mulai menyusun nilai–nilai moral dan etis sesuai dengan cita – cita.
§
Pengembangan
hubungan pribadi yang labil
§
Adanya
tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil menyebabkan terbentuknya
kestabilan diri remaja.
§
Penghargaan
kembali pada orang tua dalam kedudukan yang sejajar
§
Perubahan
fisik, psikologi dan seksual pada remaja
Perubahan
psikologis
1) Pada masa remaja perubahan kejiwaan terjadi lebih
lambat dari fisik dan labil, meliputi : Perubahan emosi ; sensitive (mudah
menangis, tertawa, cemas dan frustasi), mudah mudah bereaksi terhadap
rangsangan dari luar, agresif sehingga mudah berkelahi.
2) Perkembangan intelegensia : mampu berpikir abstrak dan
senang memberi kritik , ingin mengetahui hal-hal baru sehinga muncul perilaku
ingin mencoba hal yang baru. Perilaku ingin mencoba ini sangat penting dalam
kesehatan reproduksi.
C. Kebutuhan
Remaja
1. Teori Kebutuhan Remaja
Pada
diri individu terdapat ketidakseimbangan baik yang bersifat fisiologis yang
telah dicampuri oleh unsur pengalaman dan hasil belajar. Untuk menyeimbangkan
kembali suasana fisiologis maupun suasana psikologis, seseorang harus mempunyai
dorongan untuk kembali pada keseimbangan
Inti
teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu
hirarki, kebutuhan yang tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri. Lima
tigkatan kebutuhan menurut Maslow yaitu:
a.
Kebutuhan
fisiologi
b.
Kebutuhan
akan keselamatan dan keamanan
c.
Kebutuhan
rasa kemasyarakatan
d.
Rasa
ingin dihargai
e.
Kebutuhan
untuk mengembangkan diri
Kelima
kebutuhan tersebut diatas saling menunjang dan mengisi pemuasan akan kebutuhan
tersebut dan akan terasa puas, namun selang beberapa lama dirasakan kebutuhan
yang sama lagi. Manusia secara terus-menerus melakukan bermacam-macam
rangkaian kegiatan.
2. Kebutuhan khas pada usia remaja
Ada
tujuh macam kebutuhan khas remaja itu secara umum memang ada pada kebanyakan
anak muda, tetapi tingkat intensitasnya sangat dipengaruhi oleh latar belakang
keluarga masing-masing, factor sosial, individual, kultural, dan religious.
Untuk remaja Indonesia kecenderungan untuk mendapat pengakuan sebagai orang
yang mampu menjadi dewasa, mendapat perhatian penuh, dan kebutuhan akan kasih
saying tampak lebih menonjol dibandingkan kebutuhan lainnya.
Tujuh
kebutuhan khas remaja adalah sebagai berikut:
a.
Dapat
curahan kasih sayang
b.
Dapat
diterima dalam kelompok
c.
Keinginan
dapat mandiri
d.
Bisa
berprestasi
e.
Dapat
pengakuan sebagai prestise
f.
Dapat
dihargai
g.
Memperoleh
falsafah hidup
Masa
remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Hall (dalam
Liebert, dan kawan-kawan, 1974) menyatakan bahwa selama masa remaja banyak
masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati dirinya
(identitasnya) – kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan bentuk
kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya. Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan, yaitu :
a.
Kebutuhan
organik, seperti makan, minum, bernafas, seks
b.
Kebutuhan
emosional yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari pihak
lain, dikenal dengan n’Aff
c.
Kebutuhan
berprestasi atau need of achievement ( yang dikenal dengan n’Ach), yang
berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sekaligus
menunjukkan kemampuan psikofisis
d.
Kebutuhan
untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis
Di
samping itu remaja membutuhkan pengakuan akan kemampuannya, yang menurut Maslow
kebutuhan ini disebut kebutuhan penghargaan. Remaja membutuhkan penghargaan dan
pengakuan bahwa ia (mereka) telah mampu berdiri sendiri, mampu melaksanakan
tugas-tugas seperti yang dilakukan oleh orang dewasa, dan dapat bertanggung
jawab atas sikap dan perbuatan yang dikerjakannya.
Pemenuhan
kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus
dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya
agar tetap tegar. Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di masa
perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
terutama ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini akan
sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkembangan psiko-sosial
seorang individu. Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan, hidup teratur
dan sehat sangat perlu di tanamkan oleh orang tua, sekolah dan lingkungan
masyarakat kepada anak-anak dan para remaja. Untuk mengembangkan kemampuan
hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma sosial, amat penting di
kembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan, seperti kelompok
olahraga, kelompok seni dan musik, kelompok koperasi, kelompok belajar, dan
semacamnya.
3. Masalah-masalah Remaja dengan Kebutuhannya
Beberapa
masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dapat
diuraikan sebagai berikut:
a.
Upaya
untuk dapat mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan
perilaku dewasa tidak semuanya dapat dengan mudah di capai baik oleh remaja
laki-laki maupun perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam
perubahan sikap dan perilaku yang besar, sedang dilain pihak harapan ditumpukan
kepada remaja untuk dapat meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan
pola perilaku. Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan
menurunnya harga diri, dan akibat lebih lanjut dapat menjadikan remaja bersikap
keras dan agresif atau sebaliknya bersikap tidak percaya diri, pendiam atau
harga diri kurang.
b.
Seringkali
para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya.
Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi. Ketidakserasian
proporsi tubuh ini sering menimbulkan kejanggalan, karena mereka sulit untuk
mendapatkan pakaian yang pantas, juga hal itu tampak pada gerakan atau perilaku
yang kelihatannya wagu dan tidak pantas.
c.
Perkembangan
fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk
memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menantang
norma. Pandangannya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan
kesulitan dalam pergaulan. Bagi remaja laki-laki dapat berperilaku “ menentang
norma “ dan bagi remaja perempuan akan berperilaku “ mengurung diri “ atau
menjauhi pergaulan dengan sebaya lain jenis.
d.
Dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian,
dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan,
kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian
emosional, seperti perilaku yang over acting, dan semacamnya. Kehidupan
bermasyarakat banyak menuntut remaja untuk banyak menyesuaikan diri, namun yang
terjadi tidak semuanya selaras. Dalam hal terjadi ketidakselarasan antara pola
hidup masyarakat dan perilaku yang menurut para remaja baik, hal ini dapat
berakibat kejengkelan.
e.
Harapan-harapan
untuk dapar berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis,
akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan
dan jenis pendidikan. Penyesuaian sosial merupakan salah satu yang sangat sulit
dihadapi oleh remaja.
f.
Berbagai
norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah
tersendiri bagi remaja, sedang di pihak remaja merasa memiliki nilai dan norma
kehidupannya yang dirasa lebih sesuai. Dalam hal ini para remaja menghadapi
perbedaan nilai dan norma kehidupan.