1)
PENGERTIAN KEHAMILAN
Kehamilan merupakan proses yang alamiah.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah
bersifat fisiologis bukan patologis. Kehamilan juga merupakan proses alamiah untuk
menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika
seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya
menstruasi.
Proses kehamilan :
a)
Ovum
yang telah dipersenyawakan akan bertumbuh dan berkembang.
b)
Ibu
tidak mengalami haid biasa semasa hamil.
c)
Fetus
hidup dalam pundi amnion.
2)
TANDA-TANDA KEHAMILAN
1.
Haid Berhenti
Haid berhenti
adalah tanda kehamilan yang pertama. Jika
merasa haid yang datang terlambat beberapa hari, segeralah melakukan
pemeriksaan sendiri atau meminta tolong dokter. Pada saat haid berhenti terjadi pebuahan
di rahim ibu.
Pembuahan ialah
masuknya sel sperma kedalam sel telur. Sebelum
bertemu dengan sel telur, sel-sel sperma telah melakukan perjalanan panjang.
Berjuta-juta sel sperma yang berhasil dikeluarkan ketika ejakulasi 90% nya
sudah mulai akan mati. Sisa dari sel-sel sperma yang bertahan terus melakukan
perjalanan ke mulut rahim,
rongga Rahim, rongga saluran telur, dan mencapai ujung saluran telur yang lebar
untuk bertemu dengan
sel telur. Pada saat ini, hanya
tinggal beberapa ratus ribu sel-sel sperma yang dapat mencapai saluran telur.
Setelah bertemu sel telur, sel-sel sperma tersebut
berusaha menembus dinding sel telur untuk mengadakan pembuahan tetapi hanya
satu sperma yang bisa menembus sel telur. Hasil pembuahan akan menetap
disaluran telur selama dua sampai tiga hari untuk kemudian berjalan menuju Rahim.
Dalam perjalanannya ini zigot berkembang menjadi embrio dan terus melakukan
pembelahan diri menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, dan enam belas sel
yang disebut morula. Setelah
enam hari dan sampai dirongga rahim, hasil konsepsi tadi sudah mulai mencapai
stadium blastula. Sekitar hari keenam atau ketujuh setelah konsepsi, embrio
akan membenamkan diri ke dalam dinding rahim wanita. Pada saat inilah dapat
dipastikan telah terjadi kehamilan. Kondisi
ini terjadi dua minggu setelah ovulasi, sehingga wanita tidak mengalami haid.
2.
Rasa Mual dan Muntah
Rasa
mual ini muncul karena adanya peningkatan hormonal. Dapat diatasi
dengan makan makanan yang mudah dicerna. Diawal
kehamilan,
kebanyakan wanita hanya sedikit meningkat berat badannya dan ini tidak
mempengaruhi perkembangan bayi. Keluhan mual muntah akan menghilang pada akhir
trisemester pertama.
3.
Rasa Lelah dan Lesu
Gejala
hamil yang paling umum dalam delapan sampai sepuluh minggu pertama adalah rasa
lelah. Saat hamil, tubuh mengalami perubahan
metabolisme yang signifikan. Seluruh tubuh anda melakukan penyesuain terhadap
proses baru bertumbuhnya janin baik secara fisik maupun emosional. Bagi 90%
wanita, kelelahan akan pergi saat usia kehamilan 12 minggu.
4.
Lebih Sering Kencing
Ibu hamil lebih sering
kencing
karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kemih (urinary bladder) dan perubahan
hormonal.
5.
Panca Indra
Sebagai
pertanda kehamilan,
sering kali wanita merasakan dirinya sangat sensitif terhadap aroma atau makanan tertentu.
Keinginan yang aneh-aneh mulai bermunculan, misalnya ingin makanan asem padahal
biasanya ia tidak suka asem. Selain itu, banyak wanita juga lebih peka secara
emosi.
6.
Gangguan Sembelit
Pada awal kehamilan buang air besar menjadi sulit dan tidak
lancar karena hormon
progesteron yang diproduksi pada masa
kehamilan menyebabkan usus
halus lebih lentur dan menjadi kurang efesien. Akibat meningkatnya hormon
kehamilan juga akan mempengaruhi perkembangan kelenjar susu.
7.
Puting Payudara Lebih Lembut
Sebagai
pertanda kehamilan, payudara dan putingnya menjadi lembut, tepatnya sekitar
tiga pekan
setelah perubahan. Bisa
jadi payudara terasa bengkak, serupa dengan saat menjelang haid. Daerah areola, yakni daerah gelap yang
mengelilingi puting payudara, mulai menjadi lebih gelap dan diameternya
membesar.
8.
Muncul Flek dan Kram
Saat
ibu hamil, biasanya ditandai dengan
munculnya flek merah muda dicelana dalam yang terjadi saat implantasi, manakala
embrio menempel di dinding
uterus. Hal ini terjadi sekitar 8-10 hari setelah
ovulasi, sedikit lebih awal dibanding datangnya waktu haid dan waktunya lebih
pendek ketimbang haid normal.
Kram juga umum terjadi pada awal kehamilan sampai kehamilan trimester ke dua.
9.
Naiknya Temperatur Basal Tubuh
Tanda
kehamilan yang lain adalah meningkatnya suhu basal tubuh. Saat terjadinya
pembuahan, ovum dibuahi di tuba
falopi, dan membutuhkan sekitar seminggu untuk ke rahim
dimana ovum terbuahi akan menempel disana. Jika diukur pada saat ini, bisa dipastikan suhu basal tubuh anda
meningkat.
3) PERKEMBANGAN KEHAMILAN
A.
PERKEMBANGAN SISTEM ORGAN FETUS
Sekitar 1 bulan setelah
fertilisasi ovum, semua organ fetus telah terbentuk sebagian (minimal) dan
selama dua atau tiga bulan berikutnya organ telah terbentuk. Selanjutnya,
setelah bulan ke-empat organ-organ fetus sama dengan organ neonates.
Perkembangan struktur organ yang elbih kecil (struktur sel) lebih baik dan memerlukan 5 bulan
kehamilan sisanya untuk menyempurnakan perkembangan. Bahkan ketika lahir, beberapa struktur
tertentu (sistem saraf, ginjal, dan hati) belum sempurna.
B.
SISTEM PERNAFASAN
Pergerakan
pernafasan berlangsung mulai pada akhir trisemester pertama kehamilan dimana
kehadiran alveoli mulai minggu ke 25 kehamilan, dan diisi dengan cairan paru-paru.Pergerakan
pernafasan sekejap dan sekejap tidak ada pada fetus pertukaran gas berlaku
antara tubuh janin dan plasenta.
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang munncul dari
faring yang bercabang, kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
bronkus. Proses ini berlanjut setelah kelahiran sampai usia sekitar delapan
tahun hingga jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya bekembang, meskipun
gerakan nafas janin mulai terlihat pada trisemster kedua dan ketiga.
C.
FUNGSI PERNAPASAN DALAM KAITANNYA DENGAN
FUNGSI KARDIOVASKULER
Oksigenasi
sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terjadi
hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vase kontriksi. Keadaan ini
berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka untuk menerima oksigen yang
berada dalam alveoli sehingga terjadi penurunan oksigenasi jaringan yang akan
memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancara
pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru sehngga akan mendorong
terjadinya penigkatan sirkulasi limfe dan membantu mengghilangkan cairan
paru-paru serta merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar
rahim.
D.
SISTEM SIRKULASI
Penyesuaian
sirkulasi segera yang memungkinkan aliran darah yang adekuat melalui paru
adalah salah satu faktor penting selain mulainya pernafasan krtika lahir.Oleh
karena paru tidak berfungsi terutama selama kehidupan fetal, maka jantung fetus
tidak perlu memompa banyak darah melalui paru.Sebaliknya jantung fetus harus
memompa darah dalam jumlah besar melalui plasenta.
Sistem Sirkulasi Fetal :
Pada gambar di atas
dapat dlihat, sebagaian besar darah yang masuk ke atrium kanan dari vena kava
atrior langsung berjalan lurus melalui permukaan posterior atrium kanan dan
kemudian melaui foramen ovale langsung masuk kedalm atrium kiri.Jadi, darah
yang di oksigenisasi baik dari plasenta masuk ke sisi kiri jantung bukan ke
sisi kanan jantung dan di pompa oleh ventrikel kiri terutama kedalam pembuluh
darah kepala dan anggota gerak bawah.
Darah
yang masuk ke atrium kanan dari vena kava superior kava superior langsung berjalan turun melalui
kutub trikuspidalis masuk kedalam ventrikel kanan. Darah ini terutama darah di
oksigenisasi dari daerah kepala fetrus, dan dipompa oleh ventrikel kanan masuk
kedalam ateria kulmonalis, kemudian terutama melalui duktus arteriosus masuk
kedalam aorta desenden dan melalui arterinya umbilikalis masuk ke plasenta,
tempat darah di deoksigenisasi mengalami oksigenisasi.
E.
SISTEM SIRKULASI DAN HEMATOLOGI
Aliran
darah janin
bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru yang besar (lebih
tinggi dibanding tahanan vaskuler sistemik = SVR) hanya 10% dari keluaran
ventrikel kanan yang sampai paru, sedangkan sisanya (90%) terjadi shunting
kanan ke kiri melalui duktus anteriosus Bottali.
Struktur pada sirkulasi
janin :
a) Vena
umbikalis.
Membawa darah yang
telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan
mengembalikan darah ke vena cava inferior.
b)
Duktus venosus.
Meninggalkan vena
umbikalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang
mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
c)
Foramen ovale.
Merupakan lubang yang
memungkinkan darah lewat atrium dekstra ke dalam ventrikulus sinistra.
d)
Duktus arteriosus.
Merupakan bypass yang terbentang dari ventrikulus
dekstra dan aorta desendens. Mengalirkan
sebagian besar darah dari vena ventrikel dekstra ke dalam aorta desenden untuk
memasok darah bagi abdomen, pelvis, dan ektremitas inferior.
e)
Arteri hipogastrika.
Dua pembuluh darah yang
mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada fenikulus umbilicalis, arteri
ini dikenal sebagai arteri umbikalis. Pada bagian dalam tubuh fetus, arteri
tersebut dikenal sebagai arteri hipogastrika.
f)
Vena cava inferior.
Mengalirkan darah yang
telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari
vena hepatica dan duktus venosus, serta membawanya ke atrium dekstra.
g)
Foramen Ovale.
Memungkinkan lewatnya
sebagian besar darh yang mengalami oksigenasi dalam ventrikel dekstra menuju ke
atrium sinistra. Selanjutya, dari atrium sinistra, darah melewati valvula
mitralis ke ventrikel sinistra dan kemudian melalui aorta masuk ke dalam cabang
asendennya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan
demikian hepar, jantung, dan serebrum menerima darah baru yang mengalami
oksigenasi.
h)
Vena cava superior
Mengembalikan darah
dari kepala dan ektremitas superior ke atrium dekstra. Darah ini bersama sisa
aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula trikuspidalis masuk
ke dalam ventrikel dekstra.
i)
Arteria pulmonalis.
Mengalirkan darah
campuran ke paru-paru yang nonfungsional, dimana hanya memerlukan nutrient
sedikit.
j)
Arteri Hipogastrika.
Merupakan lanjutan dari arteri iliaka interna,
membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung lebih banyak oksigen dan
nutrient yang dipasok dari peredaran darah maternal.
F.
PEMBENTUKAN SEL-SEL DARAH
a)
Sel-sel darah berinti mulai dibentuk
pada kantung kuning telur dan lapisan mesotel plasenta sekitar minggu ke 3
perkembangan janin.
Satu minggu kemudian diikuti pembentukan sel-sel darah merah oleh mesenkim dan
endotel pembuluh darah janin.
b)
Minggu ke 6, hati mulai membentuk sel
darah.
c)
Pada bulan ke 3 limpa dan jaringan
limfoid tubuh mulai membentuk sel-sel darah merah.
d)
Pada bulan ke 3 dan seterusnya sumsum
tulang mulai semakin membentuk sel-sel darah merah dan putih. Sementara
itu, struktur-struktur lain kehilangan
kemampuannya untuk membentuk sel-sel darah.
G. KELENJAR ENDOKTRIN
Pematangan
janin dan kelangsungan hidup neonates diatur oleh berbagai jenis hormon. Hal
ini bertujuan agar
seorang bayi dapat bertahan hidup baik di dalam Rahim maupun di luar Rahim.
Salah satu hormon yang berperan adalah hormon yang dihasilkan dari kelenjar endokrin.
Kelenjar
endokrin adalah kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu karena sekresi yang dibuat tidak
meninggalkan kelenjarnya melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam
darah yang beredar di dalam jaringan kelenjar. Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan
kimia yang memengaruhi seluruh tubuh. Selama masa kehamilan, banyak perubahan
yang terjadi pada kelenjar ini. Tidak hanya perubahan pada masa kehamilan,
tetapi juga perubahan ketika bayi sudah lahir.
Kelenjar-kelenjar
endokrin terdiri dari :
a.
Hipofisis Anterior
Mulchahey
dan kawan-kawan (1987), dalam suatu tinjauan tentang ontogenesis fungsi dan
regulasi kelenjar hipofisis janin, mengetengahkan
suatu pandangan yaitu,
bahwa
pengendalian sekresi hipofisis anterior janin tergantung pada pematangan sistem
saraf pusat, sistem
endokrin janin berfungsi selama beberapa waktu sebelum sistem saraf pusat
melengkapi sinaptogenesisnya dan sistem-sistem integrative lainnya telah
mencapai status maturitas sehingga mampu melaksanakan banyak tugas yang
berkaitan dengan hemostasis,
sistem
endokrin janin tidak perlu menyerupai sistem endokrin dewasa, tetapi dapat merupakan satu dari
sistem homeostasis
pertama kali di kembangkan.
Hipofisis
anterior janin berdiferensisi menjadi lima tipe sel, yang menyekresi enam hormon
protein, yaitu sebagai berikut
:
1.
Hormon
Laktotrop,
memproduksi prolactin (PRL).
2.
Hormon
Somatrotrop,
memproduksi hormone pertumbuhan (GH).
3.
Hormon
Korikotrop,
memproduksi kortikotropin (ACTH).
4.
Hormon
Tirotrop,
memproduksi Thyroid Stimulating Hormone (TSH).
5.
Hormon
Gonadotrop,
memproduksi Luteinzing Hormone (LH).
6.
Hormon
Follicle
Stimulating Hormone (FSH).
b.
Neurohipofisis
Neurohipofisis
janin berkembang dengan baik pada kehamilan 10-12 minggu dan sudah dapat
ditemukan oksitosin dan arginine vasopressin (AVP). Disamping itu, hormon
vasotosin (AVT) terdapat di hipofisis janin dan kelenjar pineal.
Oksitosin
dan AVP berfungsi pada janin untuk menghemat air, tetapi aksi-aksi ini sebagian
besar pada tingkat paru dan plasenta dibandingkan pada tingkat ginjal.
Pembentukan PGE2 di dalam ginjal janin dapat melemahkan kerja AVP di ginjal janin.
Beberapa
peneliti telah menemukan bahwa kadar AVP di plasenta tali pusat meningkat
secara mencolok
dibandingkan dengan kadar yang ditemukan dalam plasma ibu. Disamping itu, AVP dalam darah tali pusat dan darah janin
tampak meninggi pada stres janin.
c.
Hipofisis Intermedia Janin.
Ada
lubus intermedia
hipofisis yang berkembang baik pada janin
manusia. Sel-sel dalam struktur ini mulai menghilang sebelum cukup bulan dan
tidak ada lagi pada hipofisis dewasa. Produk sekresi utaria dari sel-sel lobus
intermedia adalah hormon stimulasi (α-MSH) dan β-endorfin. Kadar α-MSH janin
menurun secara progresif sesuai dengan umur kehamilan.
d.
Tiroid
Sistem
hipofisis mampu berfungsi pada akhir trisemester pertama. Akan tetapi, sampai
pertengahan kehamilan, sekresi TSH dan hormon tiroid masih rendah. Ada
peningkatan yang besar setelah usia ini. Mungkin sangat sedikit tirotropin
melintasi plasenta dari ibu ke janin. Tiroid berjangka panjang LATS dan
LATS-protektor demikian juga bila terdapat dalam konsentrasi tinggi pada
ibunya. Selain itu, antibodi-antibodi
IgG ibu terhadap TSH tinggi palsu pada neonatus.
Plasenta manusia secara aktif mengonsentrasikan yodida
pada sisi janin sepanjang trisemester kedua dan ketiga kehamilan. Tiroid janin
mengonsentrasikan yodida lebih kuat daripada tiroid ibu. Oleh karena itu,
pemberian raip-yodida atau jumlah yodida yang lebih banyak dari biasa, jelas
berbahaya bagi janin.
Hormon tiroid yang berasal dari ibu melintasi plasenta
pada tingkat yang sangat terbatas
dengan triyodotironin lebih mudah lewat daripada tiroksin. Ada aksi terbatas
hormon tiroid selama kehidupan janin. Janin manusia yang tidak memiliki tiroid
tumbuh secara normal pada waktu lahir. Hanya jaringan-jaringan tertentu yang
mungkin responsive terhadap hormon tiroid, yaitu otak dan paru.
e.
Kelenjar Adrenal
Adrenal
janin manusia bila dibanding dengan ukuran badan totalnya jauh lebih besar
daripada perbandingan ukuran pada orang dewasa. Seluruh pembesaran tersebut terdapat
pada bagian dalamnya atau yang disebut zona janin korteks adrenal. Zona janin
yang normalnya mengalami hipertrofi tersebut, mengalami involusio dengan cepat
setelah lahir. Zona janin tersebut tidak ada dalam kajian yang jarang, dimana
hipofisis janin secara kongenital tidak ada.
Adrenal janin juga menyintesis aldosterone. Pada satu
penelitian, kadar aldosterone di plasma tali pusat mendekati cukup bulan,
melebihi kadarnya di plasma ibu, seperti juga renin dan substrat renin.
Tubulus-tubulus ginjal bayi baru lahir dan mungkin juga janin tampak relative
tidak sensitive terhadap aldosterone.
Pada awal kehidupan embrional, adrenal janin tersusun
dari sel-sel yang mirip dengan sel-sel zona fetal korteks adrenal janin.
Sel-sel ini dengan cepat muncul dan berpoliferasi sebelum waktu vaskularisasi
hipofisis oleh hipotalamus sempurna. Hal ini memberi kesan bahwa perkembangan
awal adrenal janin berada dibawah pengaruh-pengaruh trofik pada orang dewasa. ACTH
disekresi oleh hipofisis janin tanpa adanya faktor corticotropin-releasing
factor (CRF) atau ACTH (atau CRF) lain yang timbul dari satu sumber selain
hipofisis janin, misalnya dari ACTH (atau CRF) korionaik yang disisntesis oleh
trofoblas. ACTH tidak menyebrangi plasenta, tetapi hal ini mencakup kemungkinan bahwa ada
suatu agen selain ACTH yang meningkatkan replikasi sel-sel adrenal zona fetal.
Korteks adrenal fetus normal terus -menerus berkembang
sepanjang kehamilan dan selama 5 sampai 6 minggu kehamilan terakhir terjadi
kenaikan dengan cepat mendekati ukuran adrenal fetus manusia. Hal ini jelas
bahwa laju pertumbuhan adrenal fetus dan sekresi steroid tidak dikendalikan
oleh rangsang trofik tunggal (ACTH), tetapi lebih diatur oleh lebih dari satu
jenis agen yang menunjang pertumbuhan.
f.
Gonad
Siiteri
dan Wilson (1974) mendokumentasikan sintesis testosterone oleh testis janin
dari progesterone dan pregnenolon pada kehamilan 10 minggu. Lebih lanjut, Leinonen
dan Jaffe (1985) menemukan bahwa sel-sel Leydig testis janin luput dari
desenralisasi yang khas pada testis dewasa, yang diberarti tantangan berupa sentivitas oleh
hormon HCG
secara berulang.
Fenomena dalam testis
janin ini mungkin disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a)
Tidak adanya reseptor estrogen di dalam
testis janin.
b)
Stimulasi prolactin pada
reseptor-reseptor HCG/LH
pada testis janin.
Oleh karena itu, ada
hubungan yang erat antara gambaran perkembangan sel-sel Leydig dalam testis
janin dan kadar HCG,
pembentukan testosterone testis dan kadar HCG, konsentrasi reseptor untuk kadar LH/HCG dan tidak adanya regulasi penurunan
reseptor LH/HCG,
serta ekresi testosterone tesikuler janin yang terus-menerus pada waktu kadar HCG tinggi. Pembentukan estrogen di
ovarium janin telah di dokumentasikan, tetapi pembentukan estrogen di ovarium
tidak diperlukan untuk perkembangan fenotif perempuan.
Plasenta juga memroduksi adrenokortikotropin (ACTH)
korionik dan produk-produk lain pro-opiomelanokortik, human korionik tirotropin
(hCT), dan juga hypothalamic-like releasingdan inhibiting hormone, yaitu Thyrotropin-Releasing
Hormone (TRH), Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) atau Luteinzing
Hormon-Releasing Hormone (LHRH), Corticotropin-Releasing Factor (CRF) dan
somatostatin, serta inhibin dan berbagai macam protein yang unik untuk
kehamilan (spesifik-kehamilan) atau prosen-proses neoplastik.
Beberapa hormon-hormon
protein plasenta adalah sebagai berikut :
a. Gonadotropin
korionik
b. Adrenokortikotropin
dan tirotropin korionik
c. Hormon-hormon
hypothalamic like-relealising dari plasenta
d. Inhibin
H. PERKEMBANGAN SISTEM SARAF
Embrio
akan terus membesar sehingga pada minggu ke 5 terdapat 3 lapisan yaitu ektoderm, mesoderm,
dan endoderm. Ektoderm
adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem saraf pada janin
tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit, serta rambut.
Neurulasi adalah pembentukan lempeng neural (neural plate) dan lipatan neural
(neural folds). Penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang
terbenam dalam dinding tubuh dan berdiferensiasi menjadi otak dan korda
spinalis.
Pada
mulanya, tabung ini menutup pada tempat dimana akan terjadi pertemuan antara
otak dan medula spinalis sehingga kedua ujungnya menjadi terbuka. Pada saat
tersebut, embrio melipat pada sumbu panjangnya sendiri dan membentuk lipatan
kepala tabung neural di tempat pertemuan ini. Ujung kranial tabung neural
menutup, diikuti penutupan tabung kaudalnya. Selama minggu kelima, tingkat
pertumbuhan yang berbeda menimbulkan banyak lekukan pada tabung neural sehingga
dihasilkan tiga daerah otak yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Otak depan berkembang menjadi mata (saraf kranial II) dan hemisfer otak. Perkembangan
semua daerah korteks serebri terus berlanjut sepanjang masa kehidupan janin dan
masa kanak-kanak. Sistem olfaktorius dan thalamus juga berkembang dari otak
depan. Saraf kranial III dan IV (occulomotorius dan trochlearis) terbentuk dari
otak tengah. Otak belakang membentuk medulla, spons, serebelum, dan saraf
kranial lain.
Gelombang otak dapat diacatat melalui elektroensefalogram
(EGG) pada minggu ke-8. Medula spinalis terbentuk dari ujung panjang tabung
neural. Pada mudagih, korda spinalis berjalan sepanjang kolumna vertebralis. Tetapi, setelah itu korda spinalis tumbuh lebih
lambat. Pada minggu ke-24, korda spinalis memanjang hanya sampai S1. saat lahir sampai L3 dan pada orang
dewasa sampai L1. Mielinsasi
korda spinalis mulai pada pertengahan gestasi dan berlanjut sepanjang tahun
pertama kehidupan.
Fungsi sinaps sudah cukup berkembang pada minggu ke-8
sehingga terjadi fleksi leher dan badan, struktur
ektodermal
lainnya, yaitu neural crest, berkembang menjadi sistem saraf perifer. Sel
neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan neural menghasilkan
ganglion spinal dan ganglion sistem autonomy, serta sejumlah sel jenis lain.
Mesoderm paraksial, yang paling dekat dengan notokord dan neural tube yang
sedang berkembang, berdiferensiasi untuk membentuk pasangan blok jaringan atau
somit. Somit pertama muncul pada hari ke-20. Terdapat sekitar 30 pasangan somit
pada hari ke 30 meningkat menjadi total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi
skelerortom, miotom, dan dermatom yang masing-masing menghasikan tulang rangka
sumbu, otot rangka, dan dermis kuli
0 komentar:
Posting Komentar