Selasa, 07 Juni 2016

PREOPERASI, INTRA OPERASI, PASCA OPERASI, JENIS-JENIS ANESTESI



        PREOPERASI, INTRA OPERASI, PASCA OPERASI, JENIS-JENIS ANESTESI

A.    Pengertian Perioperasi
                        Perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai dari prabedah (pre-operasi), bedah (intra-operasi) dan pasca bedah (post-operasi).
1.     Prabedah / preperasi
Pengertian Prabedah \ preoperasi  
adalah masa sebelum dilakukannya  tindakan pembedahan , dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pesien dimeja bedah .
Pemeriksaan lain yang dianjurkan sebelum pelaksanaan operasi adalah Radiografi toraks, kapasitas vital, fungsi paru-paru, analisis gas darah pada Pematuan sistem respirasi, dan elektrodiograf; pemeriksaan darah seperti,Leukosit, eritosit, hematokrit, elektrolit dan lain-lain; pemeriksaan air kencing,Albumin, blood Urea nitrogen (BUN), kreatinin untuk menentukan gangguanSistem renal; dan pemeriksaan kadar gula darah atau lainnya untuk mendeteksiGangguan metabolisme.
Beberapa hal yang perluh dikaji dlm tahap preoperasi :
Pengetahuan tentang persiapan pembedahan, pengalaman masa lalu,Dan kesiapan psikologis. Hal-hal yang penting lainnya seperti pengobatan  yang mempengaruhi  kerja obat anestesia, seperti antibiotika yang berpotensi dalam istirahat otot; antikoagulan yang dapat meningkatkan perdaharan; anthipertensi yang mempengaruhi dan dapat menyebabkan hipotensi; diuretika yang berpengaruh pada ketidakseimbangan pottasium; dan lain-lain. Selain itu, perlu juga diketahui adanya riwayat alergi obat, status nutrisi, ada atau tidaknya alat protesis seperti gigi palsu, dan lain-lain.
Tindakan yang diperluhkan  :
1.        Pemberian pendidikan kesehatan
Pendidikan  kesehatan yg diperluhkan mencakup penjelasan mengenai berbagai informasi tsb, informasi tsb diantaranya tentang jenis pemeriksaan  yang dilakukan sblm bedah ,alat – alat  khusus yang diperluhkan ,pengiriman ke kamar bedah,ruang pemulihan ,dan kemungkinan pengobatan.
2.       Persiapan diet
Pasien yang akan dibedah memerlukan  pesiapan khusus dlm hal pengaturan diet,  sehari sblm bedah , pasien boleh menerima makanan biasa .namun , 8 jam sblm bedah tsb dilakukan , pasien tidak diperbolehkan makan . Sedangkan cairan tdk dipergunakan 4 jam sblm operasi, sebab makanan dan cairan dlm lambung dapat menyebabkan terjadi aspirasi.
3.         Persiapan kulit
persiapan ini  dilakukan dg cara membebaskan daerah yang akan dibedah dari mikroorganisme  dg menyiram kulit dg sabun heksaklorofin (hexachorophene ) atau sejenisnya yg sesuai dg jenis pembedahan . Bila pda kulit terdapat pda rambut, maka harus dicukur.
4.     Latihan  bernafas dan latihan batuk
latihan ini dilakukan  untuk meningkatkan kemampuan pengembangan paru – paru . Sedangkan batuk dapat mjd kontraindikasi pada bedah intrakranial ,mata ,telinga , hidung dan tenggorokan krn dpt meningkatkan tekanan , merusak jaringan , dan melepaskan jahitan. Penafasan yang dianjurkan adl penafasan diagfarma.
Cara  melakukan penafasan secara diafragma adalah :
a.      Atur posisi tidur semifowler , lutut dilipat untuk mengembangkan toraks.
b.     Tempatkan tangan di atas perut .
c.      Tarik nafas perlahan –lahan melalui hidung , biarkan dada mengembang.
d.     Tahan  nafas 3 detik.
e.      Keluarkan napas dg mulut yang dimoncongkan .
f.      Tarik nafas dan keluarkan kembali, lakukan hal yang sama hingga 3 kali setelah napas terakhir , batukkan untuk mengeluarkan lendir.
g.     Istirahat.
5.     Latihan kaki
latihan ini dpt dilakukan untuk mencegah dampak tromboflebilis.Latihan kaki     yg  dianjurkan antara lain  latihan memompa, latihan quadrisep dan latiha mengencangkan glutea .
6.     Latihan mobilitas
latihan mobilitas dilakukan  untuk mencegah komplikasi sirkulasi, mencegah dekubitus , merangsang peristaltik , serta mengurangi nyeri . Melalui latihan mobilitas , pasien harus mampu men disiggunakan alat di tempat  tidur . Seperti menggunakan penghalang agar bisa memutar bakedan , melatih duduk  disisi  tempat tidur , atau dengan  menggeser pasien ke sisi tempat tidur . Melatih duduk diawali dg tidur fowler , kemudian duduk tegak dg kaki  menggantung disisi tempat tidur.
7.     Pencegahan  cedera 
Untuk mengatasi risiko terjadinya cedera , tindakan yang perlu   dilakukan  sebelum pelaksanaan bedah adalah:
1.     Cek identitas
2.      Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat  mengganggu, misalnya : cincin, gelang , dan lain – lain
3.     Bersih cat kuku  untuk memudahkan pernilaian sirkulasi
4.      Lepaskan protesis
5.      Alat bantu pendengaran dapat digunakan jika pasien  tidak dapat mendengar
6.      Anjuran pasien untuk mengosongkan kandungan kemih
7.     Gunakan kaos kaki antiemboli bila pasien berisikon terjadi
               Tujuan
1.     Mengenal pasien, mengetahui masalah saat ini, mengetahui riwayat penyakit dahulu serta keadaan / masalah yang mungkin menyertai pada saat ini.
2.     Menciptakan hubungan dokter-pasien
3.     Menyusun rencana penatalaksanaan sebelum, selama dan sesudah anestesi / operasi
4.     Informed consent
Penilaian catatan medik (chart review)
1.     Membedakan masalah obstetri / ginekologi dengan masalah non-obstetri yang terjadi pada kehamilan.
2.     Jenis operasi yang direncanakan
3.     Indikasi / kontraindikasi
4.     Ada/tidak kemungkinan terjadinya komplikasi, faktor penyulit
5.     Obat-obatan yang pernah / sedang / akan diberikan untuk masalah saat ini yang kemungkinan dapat berinteraksi dengan obat / prosedur anestesi
6.     Hasil-hasil pemeriksaan penunjang / laboratorium yang diperlukan
1.     Intra Operasi
Pengertian Intra Operasi
Asuhan intra operasi merupakan bagian dari tahapan asuhan perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh tenaga paramedis di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh paramedic difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien. Perawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien. Secara umum anggota tim dalam prosedur pembedahan ada tiga kelompok besar, meliputi ahli anastesi dan perawat anastesi yang bertugas memberikan agen analgetik dan membaringkan pasien dalam posisi yang tepat di meja operasi, ahli bedah dan asisten yang melakukan scrub dan pembedahan serta perawat intra operatif. Perawat intra operatif bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan pasien.
Persiapan dan Asuhan Intra Operasi
Asuhan intra operasi merupakan bagian dari tahapan asuhan perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh tenaga paramedis di ruang operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh paramedic difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien. Perawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah psikologis yang ihadapi oleh pasien.
Secara umum anggota tim dalam prosedur pembedahan ada tiga kelompok besar, meliputi ahli anastesi dan perawat anastesi yang bertugas memberikan agen analgetik dan membaringkan pasien dalam posisi yang tepat di meja operasi, ahli bedah dan asisten yang melakukan scrub dan pembedahan serta perawat intra operatif. Perawat intra operatif bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan pasien.
            Rencana Tindakan:
1.     Penggunaan baju seragam bedah.
Penggunaan seragam bedah didesain secara khusus dengan harapan dapat mencegah kontaminasi dari luar. Hal itu dilakukan dengan berprinsip bahwa semua baju dari luar hrus diganti dengan baju bedah yang steril; atau baju harus dimasukan ke dalam celana atau harus menuti pinggang untuk mengurangi menyebarnya bakteri; serta gunakan tutup kepala, masker, sarung tangan, dan celemek steril.
2.     Mencuci tangan sebelum pembedahan.
3.      Menerima pasien didaerah bedah.
Sebelum memasuki wilayah bedah, pasien harus melakukan pemeriksaan ulang diruang penerimaan untuk mengecek kembali nama, bedah apa yang akan dilakukan, nomor status registrasi pasien, berbagai hasil laboratorium dan  X-ray, persiapan darah setelah dilakukan pemeriksaan silang dan golongan darah, alat protesis, dan lain-lain.

4.      Pengiriman dan pengaturan posisi dikamar bedah.
Posisi yang dianjurkan pada umumnya adalah terlentang, terlungkup, trendelenburg, litotomi, lateral, atau disesuaikan dengan jenis opersai yang akan dilakukan.
5.     Pembersihan dan persiapan kulit.
Pelaksanaan tindakan ini bertjuan untuk membuat daerah yang akan dibedah bebas dari kotoran dan lemak kulit, serta untuk mengurangi adanya mikroba. Bahan yang digunakan dalam pembersihan kulit ini harus memiliki spectrum khasiat; memiliki kecepatan khasiat; memiliki potnsi yang baik dan tidak menurun bila terdapat kadar alhokol, sabun detergen atau bahan organik lainnya.
6.     Penutupan daerah steril.
Penutupan daerah steril dilakukan dengan menggunakan duk steril agar tetap sterilnya daerah seputar bedah dan mencegah perpindahnya mikroorganisme antara daerah steril dan tidak.
7.     Pelaksanaan anastesia.
Anatesia dapat dilakukan dengan berbagai macam, antara lain anastesia umum, inhalasi atau intravena, anastesi regional, dn anastesia lokal.
8.     Pelaksaan pembedahan.
Setelah dilakukan anastesia, tim bedah akan melaksanakan pembedahan sesuai dengan ketentuan pembedahan.





2.     Post Operasi/ Pasca Bedah
Pengertian Post Operasi / Pasca Bedah
Asuhan post operasi (segera setelah operasi) harus dilakukan di ruang pemulihan tempat adanya akses yang cepat ke oksigen, pengisap, peralatan resusitasi, monitor, bel panggil emergensi, dan staf terampil dalam jumlah dan jenis yang memadai.
Rencana Tindakan:
1.     Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dapat dilakukan dengan cara merawat luka, serta memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin C. Protein dan vitamin C dapat membantu pembentukan kolagen dan mempertahankan integritas dinding kapiler.
2.     Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan latihan nafas, tarik nafas yang dalam dengan mulut yang terbuka, lalu tahan nafas selama 3 detik dan hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan menarik nafas melalui hidung dengan menmggunakan diafragma, kemudian nafas dikeluarkan pelahan lahan melalui mulut yang di kuncupkan.
3.     Mempertahankan sirkulasi, dengan stoking pada pasien yang beresiko tromboflebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna mempelancar vena balik.
4.      Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan memberikan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien; monitor input dan output; serta mempertahankan nutrisi yang cukup.
5.     Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahankan asupan dan output; serta mencegah terjadinya lentensi urin.
6.     Mempertahankan aktifitas dengan latihan yang memperkuat otot sebelum ambulatory.
7.     Mengurangi kecemasan dengan melakukan komunikasi secara terapautik.
Asuhan pasca operatif secara umum meliputi
Pengkajian tingkat kesadaran. Pada pasien yang mengalami anastesi general, perlu dikaji tingkat kesadaran secara intensif sebelum dipindahkan ke ruang perawatan. Kesadaran pasien akan kembali pulih tergantung pada jenis anastesi dan kondisi umum pasien.
  1. Pengkajian suhu tubuh, frekuensi jantung/ nadi, respirasi dan tekanan darah. Tanda-tanda vital pasien harus selalu dipantau dengan baik.
  2. Mempertahankan respirasi yang sempurna. Respirasi yang sempurna akan meningkatkan supply oksigen ke jaringan. Respirasi yang sempurna dapat dibantu dengan posisi yang benar dan menghilangkan sumbatan pada jalan nafas pasien. Pada pasien yang kesadarannya belum pulih seutuhnya, dapat tetap dipasang respirator.
  3. Mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat.
  4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara memonitor input serta outputnya.
  5. Mempertahankan eliminasi, dengan cara mempertahankan asupan dan output serta mencegah terjadinya retensi urine
  6. Pemberian posisi yang tepat pada pasien, sesuai dengan tingkat kesadaran, keadaan umum, dan jenis anastesi yang diberikan saat operasi.
  7. Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi secara terapeutik.
  8. Mengurangi rasa nyeri pada luka operasi, dengan teknik-teknik mengurangi rasa nyeri.
  9. Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum ambulatory.
  10. Meningkatkan proses penyembuhan luka dengan perawatan luka yang benar, ditunjang factor lain yang dapat meningkatkan kesembuhan luka.
B.    Jenis – jenis aestesi
Berdasarkan jenis anestesi terdiri dari :
1.     Anestesi umum merupakan suatu tindakan pembiusan yang dilakukan untuk memblok pusat kesadaran otak dengan menghilangkan kesadaran dan menimbulkan relaksasi serta hilangnya perasaan. Pada umumnya metode pemberiannya adalah dengan inhalasi dan intravena.
2.     Anestesi regional merupakan jenis anestesi yang dilakukan untuk meniadakan proses kejutan pada ujung atau serabut syaraf serta ada hilangnya perasaan pada daerah tubuh tertentu akan tetpai pasien masih sadar. Metode pemberian yang digunakan adalah melakukan blok syaraf, memblok regional intravena dengan tourniquet, blok daerah spinal dan melalui epidural.
3.     Anestesi lokal merupakan anestesi yang dilakukan untuk memblok transmisi impuls syaraf pada daerah yang akan dilakukan tindakan serta perasaan pada daerah tertentu dan pasien tetap dalam kondisi sadar. Metode yang digunakan adalah inflitrasi atau topical.
4.     Hipno anestesi merupakan anestesi yang dilakukan untuk membuat status kesadaran pasif secara artificial/ buatan sehingga terjadi peningkatan ketaatan kepada saran atau perintah serta mengurangi kesadaran dan membuat perhatiannya menjadi terbatas.
5.     Akupuntur merupakan anestesi yang dilakukan untuk memblok rangsangan nyeri dengan merangsang keluarnya endorphin tanpa menghilangkan kesadaran. Metode yang banyak digunakan adalah jarum atau electrode pada permukaan
KESIMPULAN
Preoperasi  adalah masa sebelum dilakukannya  tindakan pembedahan , dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pesien dimeja bedah. Intra operasi adalah suhan intra operasi merupakan bagian dari tahapan asuhan perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh tenaga paramedis di ruang operasi. / Pasca Bedah adalah suhan post operasi (segera setelah operasi) harus dilakukan di ruang pemulihan tempat adanya akses yang cepat ke oksigen, pengisap, peralatan resusitasi, monitor, bel panggil emergensi, dan staf terampil dalam jumlah dan jenis yang memadai. Berdasarkan jenis anestesi terdiri dari Anestesi umum, Anestesi regional, Anestesi local, Hipno anestesi, Akupuntur.











REFERENSI
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah. Jakarta, EGC.
Oswari E. 1993. Bedah dan perawatannya. Jakarta, Gramedia.
Samba, Suharyati. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta, EGC.
Bandiyah, Siti. 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan dan Kebidanan. Yogakarta: Nuna Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia; Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan; Buku 1.  Jakarta: Salemba Medika.










0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © EnnLaw | Floating Leaves template designed by ennyLaw | eLaw's Design