JENIS-JENIS KEBUTUHAN REMAJA
A.
Teori Kebutuhan Remaja
Pada diri individu terdapat ketidakseimbangan baik yang bersifat fisiologis
yang telah dicampuri oleh unsur pengalaman dan hasil belajar. Untuk
menyeimbangkan kembali suasana fisiologis maupun suasana psikologis, seseorang
harus mempunyai dorongan untuk kembali pada keseimbangan
1. Teori individu pada umumnya
Inti teori Maslow adalah
bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu hirarki, kebutuhan yang tertinggi
adalah kebutuhan realisasi diri. Lima tigkatan kebutuhan menurut Maslow yaitu:
a.
Kebutuhan fisiologi
b.
Kebutuhan akan
keselamatan dan keamanan
c.
Kebutuhan rasa
kemasyarakatan
d.
Rasa ingin dihargai
e.
Kebutuhan untuk
mengembangkan diri
Kelima kebutuhan tersebut diatas saling menunjang dan mengisi pemuasan akan
kebutuhan tersebut dan akan terasa puas, namun selang beberapa lama dirasakan
kebutuhan yang sama lagi. Manusia secara terus-menerus melakukan
bermacam-macam rangkaian kegiatan.
2. Kebutuhan khas pada usia remaja
Ada tujuh macam kebutuhan khas remaja itu secara umum memang ada pada
kebanyakan anak muda, tetapi tingkat intensitasnya sangat dipengaruhi oleh
latar belakang keluarga masing-masing, factor sosial, individual, kultural, dan
religious. Untuk remaja Indonesia kecenderungan untuk mendapat pengakuan
sebagai orang yang mampu menjadi dewasa, mendapat perhatian penuh, dan
kebutuhan akan kasih saying tampak lebih menonjol dibandingkan kebutuhan
lainnya.
Tujuh kebutuhan khas
remaja adalah sebagai berikut:
1.
Dapat curahan kasih
saying
2.
Dapat diterima dalam
kelompok
3.
Keinginan dapat
mandiri
4.
Bisa berprestasi
5.
Dapat pengakuan
sebagai prestise
6.
Dapat dihargai
7.
Memperoleh falsafah
hidup
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju
dewasa. Hall (dalam Liebert, dan kawan-kawan, 1974) menyatakan
bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu
berupaya menemukan jati dirinya (identitasnya) – kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi
diri merupakan bentuk kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya. Beberapa jenis
kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan,
yaitu :
a.
Kebutuhan organik,
seperti makan, minum, bernafas, seks
b.
Kebutuhan emosional
yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari pihak lain,
dikenal dengan n’Aff
c.
Kebutuhan berprestasi
atau need of achievement ( yang dikenal dengan n’Ach), yang berkembang karena
didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sekaligus menunjukkan
kemampuan psikofisis
d.
Kebutuhan untuk
mempertahankan diri dan mengembangkan jenis
Di samping itu remaja membutuhkan pengakuan akan kemampuannya, yang menurut
Maslow kebutuhan ini disebut kebutuhan penghargaan. Remaja membutuhkan
penghargaan dan pengakuan bahwa ia (mereka) telah mampu berdiri sendiri, mampu
melaksanakan tugas-tugas seperti yang dilakukan oleh orang dewasa, dan dapat
bertanggung jawab atas sikap dan perbuatan yang dikerjakannya.
Pemenuhan kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini
harus dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan
kehidupannya agar tetap tegar. Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa
di masa perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor
ekonomi, terutama ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik
ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkembangan
psiko-sosial seorang individu. Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan,
hidup teratur dan sehat sangat perlu di tanamkan oleh orang tua, sekolah dan
lingkungan masyarakat kepada anak-anak dan para remaja. Untuk mengembangkan
kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma sosial, amat
penting di kembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan, seperti
kelompok olahraga, kelompok seni dan musik, kelompok koperasi, kelompok
belajar, dan semacamnya.
MASALAH-MASALAH REMAJA DENGAN
KEBUTUHANNYA
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan
dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Upaya untuk dapat
mengubah sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan perilaku dewasa
tidak semuanya dapat dengan mudah di capai baik oleh remaja laki-laki maupun
perempuan. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap
dan perilaku yang besar, sedang dilain pihak harapan ditumpukan kepada remaja
untuk dapat meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku.
Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya
harga diri, dan akibat lebih lanjut dapat menjadikan remaja bersikap keras dan
agresif atau sebaliknya bersikap tidak percaya diri, pendiam atau harga diri
kurang.
b.
Seringkali para remaja mengalami kesulitan
untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya. Hal ini disebabkan pertumbuhan
tubuhnya dirasa kurang serasi. Ketidakserasian proporsi tubuh ini sering
menimbulkan kejanggalan, karena mereka sulit untuk mendapatkan pakaian yang
pantas, juga hal itu tampak pada gerakan atau perilaku yang kelihatannya wagu
dan tidak pantas.
c.
Perkembangan fungsi
seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk memahaminya,
sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menantang norma.
Pandangannya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan
dalam pergaulan. Bagi remaja laki-laki dapat berperilaku “ menentang norma “
dan bagi remaja perempuan akan berperilaku “ mengurung diri “ atau menjauhi
pergaulan dengan sebaya lain jenis.
d.
Dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian, dalam
arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan, kebanyakan
akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional,
seperti perilaku yang over acting, dan semacamnya. Kehidupan bermasyarakat
banyak menuntut remaja untuk banyak menyesuaikan diri, namun yang terjadi tidak
semuanya selaras. Dalam hal terjadi ketidakselarasan antara pola hidup
masyarakat dan perilaku yang menurut para remaja baik, hal ini dapat berakibat
kejengkelan.
e.
Harapan-harapan untuk
dapar berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis, akan
berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan
jenis pendidikan. Penyesuaian sosial merupakan salah satu yang sangat sulit
dihadapi oleh remaja.
f.
Berbagai norma dan
nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri
bagi remaja, sedang di pihak remaja merasa memiliki nilai dan norma
kehidupannya yang dirasa lebih sesuai. Dalam hal ini para remaja menghadapi
perbedaan nilai dan norma kehidupan.
TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN REMAJA
Robert J. Havinghust (Hurlock, 1990)
mengatakan bahwa tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar
satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan
menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan
tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya jika gagal akan menimbulkan rasa tidak
bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas
perkembangan berikut beberapa di antaranya muncul sebagai akibat kematangan
fisik, sedangkan yang lain berkembang karena adanya aspirasi budaya, sementara
yang lainnya tumbuh dan berkembang karena nilai-nilai dan aspirasi individu.
Pembagian tugas perkembangan untuk masing - masing fase dari semenjak
masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Robert J. Havingust sebagai
berikut:
1.
Masa bayi
·
Belajar berjalan
·
Belajar makanan padat
·
Belajar berbicara
·
Belajar mengendalikan
pembuangan kotoran tubuh
·
Mencapai stabilitas
fisiologik
·
Membentuk pengertian
sederhana tentang realitas fisik dan sosial
·
Belajar kontak
perasaan dengan orang tua, keluarga,dan orang lain
·
Belajar mengenal mana
yang benar dan mana yang salah serta mengembang kata hati
2.
Masa anak sekolah
·
Belajar ketangkasan
fisik untuk bermain
·
Pembentukan sikap yang
sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh
·
Belajar bergaul yang
bersahabat dengan anak yang sebayanya
·
Belajar peranan jenis
kelamin
·
Mengembangkan
dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung
·
Mengembangkan
pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan hidup sehari-hari
·
Mengembangkan kata
hati moralitas dan skala nilai-nilai
·
Belajar membebaskan
ketergantungan diri
·
Mengembangkan sikap
sehat terhadap kelompok-kelompok dan lembaga-lembaga.
3.
Masa remaja
·
Menerima keadaan
jasmaniah dan menggunakannya secara efektif
·
Menerima peranan
sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita
·
Menginginkan dan
mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab sosial
·
Mencapai kemandirian emosional
dari orang tua dan orang tua lainnya
·
Belajar bergaul dengan
kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki
·
Perkembangan skala
nilai
·
Secara sadar
mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat
·
Persiapan mandiri
secara ekonomi
·
Pemilihan dan latihan
jabatan
·
Mempersiapkan
perkawinan dan keluarga
4.
Masa dewasa awal
·
Mulai bekerja
·
Memilih pasangan hidup
·
Belajar hidup dengan
suami/istri
·
Mulai membentuk
keluarga
·
Mengasuh anak
·
Mengelola dan
mengemudikan rumah tangga
·
Menerima/mengambil
tanggung jawab warga negara
·
Menemukan kelompok
sosial yang menyenangkan
5.
Masa usia madya/masa
dewasa madya
·
Menerima dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
·
Menghunbungkan diri
sendiri dan pasangan hidup sebagai individu
·
Membantu anak-anak
remaja menjadi dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
·
Mencapai dan
mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
·
Mengembangkan
kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
·
Mencapai tanggung
jawab sosial dan warga negara secara penuh
Robert J. Havinghust (1961) mengartikan
tugas-tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode
tertentu pada rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan
membawa kebahagiaan dan ketugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas ini
sebagai social expectation yang artinya setiap kelompok budaya
mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan
memperoleh pola tingkah laku yang disetujui oleh bebagai usia sepanjang rentang
hidup.
Factor sumber munculnya tugas-tugas perkembangan:
1.
Adanya kematangan
fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
2.
Tuntutan masyarakat
secara kultural: membaca, menulis, berhitung, dan organisasi
3.
Tuntutan dari dorongan
dan cita-cita individu sendiri (psikologis) yang sedang berkembang itu
sendiri:memilih teman dan pekerjaan.
4.
Tuntutan norma agama.
JENIS-JENIS TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
Menurut Havinghust (Harlock, 1990), ada sejumlah
tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja, yaitu :
1.
Mencapai hubungan
dengan lawan jenisnya secara lebih memuaskan dan matang.
2.
Mencapai perasaan seks dewasa yang diterima
secara sosial.
3.
Menerima keadaan badannya dan menggunakannya
secara efektif
4.
Mencari kebebasan
emosional dari orang dewasa.
5.
Mencapai kebebasan
ekonomi
6.
Memilih dan menyiapkan
suatu pekerjaan.
7.
Menyiapkan perkawinan dan kehidupan
berkeluarga.
8.
Mengembangkan keterampilan dan konsep
intelektual yang perlu bagi warga Negara yang kompeten.
9.
Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang
bertanggung jawab secara sosial.
10.
Menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan
sebagai pedoman tingkah laku.
Tugas-tugas perkembangan individu mempunyai 3 macam tujuan yang sangat
bermanfaat bagi individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan, yaitu sebagai
berikut :
1.
Sebagai petunjuk bagi
individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada
usia-usia tertentu.
2.
Memberikan motivasi kepada setiap individu
untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok social pada usia tertentu
sepanjang kehidupannya.
3.
Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa
yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika
nantinnya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan ada yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga
yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas
perkembangan dapat menjadi suatu bahaya potensial. Ada 3 macam bahaya potensial
yang menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu sebagai berikut
:
1.
Harapan-harapan yang
kurang tepat, baik individu maupun lingkungan social mengharapkan perilaku di
luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2.
Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam
perkembangan sebagai akibat dari kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu.
3.
Adanya krisis yang dialami individu karena
melewati satu tingkatan ke tingkatan yang lain.
MASALAH-MASALAH
YANG DIALAMI REMAJA DALAM MEMENUHI TUGAS
Tidak
semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa
masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:
1.
Masalah pribadi, yaitu
masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah,
kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
2.
Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul
akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian
kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru,
adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh
orangtua.
Tugas-tugas
perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas
intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka
mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan
perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja
membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).
IMPLIKASI TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA BAGI PENDIDIKAN
Tugas – tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik,
karena akan membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam
membantu remaja tersebut, yaitu :
1.
Sekolah dan perguruan
tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan-kegiatan non akademik
melalui berbagai perkumpulan.
2.
Membantu remaja putra dan putrid yang tidak
sesuai dengan jenis kelaminnya melalui bimbingan dan konseling.
3.
Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya
diberi kesempatan berlomba dalam kegiatan kelompoknya sendiri.
4.
Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih
lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keinginannya, sesuai dengan
system kemasyarakatan yang dianutnya, dan membantu siswa mendapatkan pendidikan
yang bermanfaat untuk mempersiapkan diri memasuki pekerjaan.
0 komentar:
Posting Komentar