Minggu, 05 Juni 2016

Mengidentifikasi Tenaga Profesional dalam Pelayanan Kebidanan



Identifikasi tenaga profesional sebagai pelaksana pelayanan kebidanan
1.     Bidan
2.     Kader
3.     Dukun beranak
Syarat bidan sebagai jabatan professional, yaitu :
1.     Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis
2.     Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan
3.     Keberadaanya diakui dan diperlukan masyarakat
4.     Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
5.     Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
6.     Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
7.     Memiliki kode etik bidan
8.     Memiliki etika bidan
9.     Memiliki standar pelayanan
10.  Memiliki standar praktik
11.  Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sebagai kebutuhan masyarakat
Sebagai bidan professional, selain memiliki syarat-syarat jabatan professional bidan juga dituntut memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
1.     Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date terus mengembangkan keterampilan dan kemahirannya agar bertambah luas serta mencakup semua asfek peran seorang bidan
2.     Mengenali batas–batas pengetahuan, ketrampilan pribadinya dan tidak berupaya melampaui wewenangnya dalam praktik klinik
3.     Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan tersebut
4.     Berkomunikasi dengan pekerja kesehatn lainnya ( Bidan, dokter dan perawat ) dengan rasa hormat dan martabat
5.     Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal
6.     Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencakup penilaian sejawat, pendidikan berkesinambungan, mengkaji ulang kasus audit maternal/ perinatal
7.     Bekerjasama dengan masyarakat tempat bidan praktik, meningkatkan akses dan mutu asuhan kebidanan
Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup mereka dan menghilangkan praktik kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita.

Identifikasi peran dan fungsi bidan sebagai pelaksana pelayanan kebidanan di institussi pelayanan kebidanan

Bidan merupakan suatu profesi dinamis yang harus mengikuti perkembangan jaman .Oleh karena itu,bidan harus mampu berpartisipasi mengembangkan diri mengikuti permainan global.Partisipais ini dalam bentuk peran aktif bidan dalm meningkatkan kualitas pelayanan,pendidikan dan organisasi profesi.Peningkatan kualitas ini juga tidak luput dan harus mengacu pad peran,fungsi dan tanggungjawab bidan.
Sebagai pelaksana bidan mempunyai 3 kategori tugas yaitu,
1.     Tugas mandiri
2.     Tugas kolaborasi
3.     Tugas  ketergantungan/rujukan

Identifikasi standar pelayanan  kebidanan yang dilaksanakan di institusi pelayanan kebidanan
Contoh : Standar pelayanan yang di lakukan oleh bidan Dwi Rahmawati sangat sesuai dengan ketentuan standar bidan, sedangkan pelayanan yang di lakukan beliau tersebut sudah memenuhi standar kebidanan dengan melakukan berbagai macam pelayanan yang sangat di butuhkan masyrakat setempat. Misal  beliau meberikan pelayanan KB, imunusasai, penyuluhan , serta  pelayanan yang baik untuk kesehatan ibu dan anak.serta  berbagai tindakan pelayanan lainnya seperti melakukan tindakn kolaborasi serta rujukan untuk masyrakat atau pasien yang menggalami masalah dalam kesehatan seperti pendarahan hebat, atau  hamil yang pertama dan ditemukan ada masalah dalam kehamilannya atau ada kelainan pada posisi janin.
Dalam tindakan ini beliau sudah bisa dikatakan bisa melakukan pelayanan dengan baik dan melakukan tindakan yang sesuai dengan standar kopmpentensi kebidanan.



Identifikasi praktik pelayanan kebianan secara primer,kolaborasi dan rujukan
Contoh  Dalam melaksanakan praktik kebidanan Bidan Dwi Rahmawati dapat bekerja sendiri dalam menangani beberapa kasus yang memang masih menjadi wewenang seorang bidan.Namun,tidak dipungkiri bahwa bidan Dwi Rahmawati pernah menjumpai pasien dengan kelainan-kelainan yang memang penanganan kasusnya bukan menjadi wewenang bidan.Jadi,tidak jarang Bidan Dwi Rahmawati melakukan tindakan kolaborasi maupun rujukan ketenaga medis lainnya dan tidak jarang juga ia mendapat pasien rujukan dari dukun.
1.     Sistem pelayanan kebidanan secara primer
Contoh : Dalam hal ini,bidan Dwi Rahmawati melakukan pelayanan primer pada kasus persalinan normal,memberikan pelayanan dasar ,pemeriksaan kehamilan,pemeriksaan pasien pre menopause.Jadi,bidan hanya boleh melakukan tindakan –tindakan yang menjadi kewenawngannya saja.
2.     Sistem pelayanan kebidanan secara kolaborasi
Contoh : Selama menjalani pekerjaan sebagai tenagan kesehatan,tentu tidak jarang menemui pasien dengan beberapa masalah yang tidak bisa ditangani sendiri dan membutuhkan bantuan.Dalam hal ini,tentu kita akan meminta pertolongan kepada orang yang kita percayai dan sudah ada persetujuan sebelumnya. Begitu juga dengan Bidan Dwi Rahmawati,ia telah berkolaborasi bersama teman sejawatnya yaitu bidan Fri,bidan Nining dan seorang perawat yang bernama Nanik.
Pada awalnya,bidan ini pernah berkolaborasi bersama dukun-dukun setempat sebelum ia benar-benar dipercaya untuk menolong persalinan.Dan ia mempunyai pendapat sendiri tentang dukun-dukun itu,menurutnya mereka begitu perhatian terhadap pasiennya hanya saja persalinan yang dibantu oleh dukun tidak terjamin keamanannya.Ia mulai melakukan pendekatan dengan para dukun tersebut dan mulai merangkul,hingga akhirnya sekarang masyarakat percaya penuh kepada bidan Dwi Rahmawati untuk menolong perslinan.
3.     sistem pelayanan kebidanan rujukan
contoh : Tidak jarang bidan ini melakukan rujukan jika pasiennya memiliki beberapa maslah yang tidak menjadi wewenang bidan,misalnya  ibu bersalin yang mengalami preeklampsi , ibu pre menopause yang tidak normal,dll.Ia biasanya melakukan rujukan ke RS terdekat .
     Contoh manajemen asuhan kebidanan sebagai metodologi pendekatan pemecahan masalah dalam bentuk laporan SOAP
Asuhan yang dilakukan melalui pendekatan adanya sosialisasi kepada pasien .
Setiap pasien yang datang dikaji oleh bidan untuk memenuhi persyaratan yaitu setiap pasien yang datang maka akan ditanyakan data yang bersifat subjektif yang berisi:
1.     Nama pasien
2.     Usia pasien
3.     Alamat pasien
Setelah melakukan metodologi subjektif maka selanjutnya akan mencataat atau menganalisis objektif yaitu:
1.     Tindakan apa yang dilakukan saat menangani pasien
2.     Langkah selanjutnya adalah menanalisis atau mendiagnosis keluhan yang sedang dirasakan atau alami
3.     Langkah terakhir adalah penatalaksanan,yaitu melakukan tindakan yang sesuai dengan diagnosis sebelumnya.
4.      Setelah melakukan semua itu maka melakukan dokumentasi.
Identifikasi kode etik profesi bidan yang dilaksanakan dalam pelayanan kebidanan di institusi pelayanan kebidanan
Contoh Dalam pelayanan yang di lakukan oleh bidan Dwi Rahmawati, dalam setiap tindakan pelayanan yang dilakukan oleh beliau sudah sesuai dengan kode etik yang berlaku, sesuai yang telah ditetap oleh pemerintah dan hukum.
Setiap tindakan yang beliau lakukan dalam praktiknya  sudah teratur dan terperinci sesuai kode etik. Sehingga dalam hal ini bidan Dwi Rahmawati  sudah melakukan pelayanan dengan baik dan sesuai dengan aturan atau undang-undang dan tidak ada penyimpangan atau penyalahgunaan kode etik dalam menjalan  pelayanan kebidanan dengan baik.

    Identifikasi sistem penghargaan bagi bidan dan perkembangan karier bidan
Contoh  Bila dilihat dari pengakuan bidan Dwi Rahmawati yang mengaku bahwa ia belum pernah mendapatkan penghargaan dari pemerintah berupa piagam dan lain sebagainya.Mungkin tidak mudah untuk mendapatkan hal itu,atau memang pemerintah yang kurang peduli terhadap bidan-bidan yang telah berjuang.Meski selama pengabdiannya ia pernah menolong pasien dan tidak dibayar,ia menganggap hal ini adalah suatu kewjiban bidan untuk menolong walaupun tidak dibayar sama sekali.Tapi,ia mengaku bahwa ia telah mendapat penghargaan dari masyarakat berupa tanggapan masyarakt yang baik terhadap keberadaannya didesa itu.Tidak jarang juga ia diberi bingkisan oleh masyarakat sekitar.

Kajian pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan
Berbicara tentang pemasaran jasa ini berkaitan dengan proses perdagangan jasa/produk/barang.Dalam dunia kebidanan pemasaran menjadi hal yang sangat penting karena bidan merupakan salah satu penyedia jasa dalam bentuk pelayanan maupun asuhan kebidanan.
Dilihat dari strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandang penjual(bidan),yaitu:
1.     tempat yang strategis(place)
Berbicara tentang pemasaran jasa ini berkaitan dengan proses perdagangan jasa/produk/barang.Dalam dunia kebidanan pemasaran menjadi hal yang sangat penting karena bidan merupakan salah satu penyedia jasa dalam bentuk pelayanan maupun asuhan kebidanan.
Dilihat dari strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandang penjual(bidan),yaitu:
2.     produk yang bermutu(product)
Bidan dapat memberikan pelayanan yang memenuhi kebutuhan pasien.
3.     harga yang kompetitif(price)
4.     promosi yang gencar(promotion)
Tindakan promosi diadakan agar produk jasa yang ada bisa diketahui oleh masyarakat dan dapat dinikmati oleh masyarakat juga.Disamping itu,kita harus bisa memberikan pelayanan yang maksimal sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan yang telah kita berikan.Agar masyarakat mengetahui informasi kesehatn salah satu strategi yang bisa digunakan yaitu penyebaran informasi melalui media brosur,seperti yang telah dilakukan oleh bidan Dwi Rahmawati yang pernah mengadakan KB massal dan papsmear.Selain itu kita juga bisa bekerja sama dengan kader – kader seperti yang telah dilakukan oleh bidan ini.
KEBIDANAN
a. Pelayanan Kebidanan terbagi menjadi 3 jenis :
• Layanan kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
• Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
• Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

b. Batang Keilmuan Kebidanan terdiri dari beberapa yaitu :
• Ilmu Kedokteran
• Ilmu Keperawatan
• Ilmu Kesehatan Masyarakat
• Ilmu Sosial
• Ilmu Budaya
• Ilmu Psikologi
• Ilmu Manajemen

c. Pelayanan Kebidanan :
• seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan.
• Tujuan meningkatkan KIA dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Manfaat paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan
a. orang/individu/manusia adalah fokus paradigma.
b. orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri.
c. manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat.
d. lingkungan / masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan.
e. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan untuk mengetaui bagaimana diri sendiri.
f. dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan bidan dapat memahami orang lain/manusia lain, sehingga bidan harus bersikap objektif dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita-wanita.
g. sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan dan kesabaran antara hubungan bidan dan wanita sangat dibutuhkan.
h. interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan hubungan bidan dengan wanita.
i. bidan – pasien saling membutuhkan.
j. bidan harus menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang menarik, menumbuhkan ketertarikan dalam aspek kesehatan, contohnya saja dalam interaksi bidan – pasien dan dalam bekerja dengan teman-teman dan tim kesehatan lain.

Manajemen asuhan kebidanan
Proses manajemen adalah suatu proses pemecahan. Proses manajemen memberi suatu metode pengaturan/pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik pasien maupun petugas kesehatan.
Komponen asuhan kebidanan dalam proses manajemen asuhan kebidanan terdiri dari hal – hal berikut.
1.     Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komrehensif terhadap kesehatan pasien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
2.      Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasarkan interprestasi data dasar.
3.      Bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual.
4.      Melakukan konsultasi perencanaan dan malaksanakan manajemen dengan kolaborasi dan merujuk pasien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
5.      Merencakan manajemen komplikasi tertentu dalam situasi darurat dan jika ada penyimpangan dari keadaan normal.
Melakukan evaluasi bersama pasien terhadap pencapaian asuhan sesuai dengan kebutuhan.

Langkah – langkah dalam manajemen kebidanan :
1. Langkah I: Pengumpulan data.
2. Langkah II: Interprestasi data.
3. Langkah III: Indentifikasi diagnosis dan masalah potensial.
4. Langkah IV: Indentifikasi kebutuhan yang perlu penanganan segera.
5. Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh.
6. Langkah VI: Melaksanakan perencanaan
7. Langkah VII: Evaluasi

NOMENKLATUR DIAGNOSIS KEBIDANAN
1. Kehamilan normal
2. Partus normal
3. Syok
4. Denyut jantung janin tidak normal
5. Abortus
6. Solutio plasenta
7. Pielonefritis akut
8. Amnionitis
9. Anemia ringan/ berat
10. Apendisitis
11. Atonia uteri
12. Infeksi mamae
13. Pembengkakan mamae
14. Presentase bokong
15. Asma bronkiale
16. Presentase dagu
17. Disproposi sefalipelvik
18. Hipertensi kronik
19. Koagulopati
20. Presentase ganda
21. Sistitis
22. Pre-eklamsi ringan/ berat/ eklampsia
23. Kehamilan ektopik
24. Ensefalitis
25. Epilepsi
26. Hidramnion
27. Presentasi muka
28. Persalinan semu
29. Kematian janin
30. Hemoragik antepartum
31. Hemoragik postpartum
32. Gagal jantung
33. Inersia uteri
34. Infeksi luka
35. Inversio uteri
36. Bayi besar
37. Malaria berat dengan komplikasi
38. Malaria ringan tanpa komlikasi
39. Mekonium
40. Meningitis
41. Mastitis
42. Migren
43. Kehamilan mola
44. Kehamilan ganda
45. Partus macet
46. Posisi oksiput posterior
47. Posisi oksiput melintang
48. Kista ovarium
49. Abses pelvik
50. Peritonitis
51. Plasenta previa
52. Pneunomia
53. Hipertensi karena kehamilan
54. Ketuban pecah dini
55. Partus prematur
56. Prolapsus tali pusat
57. Partus fase laten lama
58. Partus kala II lama
59. Retensio plasenta
60. Sisa plasenta
61. Ruptur uteri, post-seksio sesaria
62. Bekas luka uteri
63. Luka episiotomi perineum
64. Presentase bahu
65. Distosia bahu
66. Robekan servik dan vagina
67. Tetanus
68. Letak lintang

Contoh masalah kebidanan
1. Ibu kurang informasi
2. Ibu tidak pernah ANC
3. Merasa nyeri pada luka episiotomi, luka pasca-seksio sesaria
4. Keluhan mulas yang mengganggu rasa nyaman
5. Merasa sakit pada payudara yang bengkak
6. Merasa takut dan cemas menghadapi persalinan
7. Merasa pusing, mual, dan muntah pada kehamilan muda
8. Merasa pusing karena hipertensi, hipotensi, dan perdarahan
9. Perut merasa berat pada kehamilan sungsang
10. Merasa nyeri pada infeksi luka

Contoh diagnosis potensial
1. Anemia ringan, potensial ke anemia berat
2. Perdarahan potensial ke hipotensi potensial ke syok
3. Pre-eklapmsi ringan potensial ke pre-eklapmsi berat atau potensial ke eklampsia
4. Luka episiotomi, luka pasca-seksio sesaria potensial ke infeksi
5. Sisa plasenta potensial keinfeksi
6. Distosia bahu potensial ke persalinan macet
7. Letak sungsang potensial ke persalinan macet
8. Bayi besar potensial ke persalinan macet
9. Kehamilan dengan anemia ringan/ berat potensial ke infeksi, berat badan lahir     rendah (BBLR),partus prematur,abortus.
10. BBLR potensial ke hipotermia, infeksi, asfiksia.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © EnnLaw | Floating Leaves template designed by ennyLaw | eLaw's Design